Guna menekan polusi udara di wilayah Jabodetabek, pemerintah mendorong pengelolaan tenaga listrik sebagai alternatif jangka panjang. Arahnya, pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai pengganti kendaraan berbahan bakar fosil untuk mengurangi polusi udara.
- Di Hadapan Wapres, Firli Bahuri Beberkan Asset Recovery 2022 Sudah 348,98 Persen Melebihi Target
- Gerakan Melawan Politic Genocide akan Laporkan Ketua KPU ke Polisi
- Sekjen PAN Tak Sabar Pakaikan Jaket Biru ke Ridwan Kamil
Baca Juga
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menilai penggunaan listrik perlu diperhatikan, jika masih menggunakan sumber energi yang meningkatkan polusi seperti tenaga uap maka itu bukan solusi terbaik.
“Meskipun listrik digunakan untuk energi mobil, tapi ketika sumber energi pertamanya masih tenaga uap di tengah Jakarta ya, akan menjadi beban juga tidak akan berpengaruh secara signifikan,” kata Rahmad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/8).
Menurutnya, solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan polusi udara ini dengan mengubah energi yang lebih ramah lingkungan.
“Panas bumi misalnya. Meskipun panas bumi itung-itungannya mahal,” katanya.
Legislator dari Fraksi PDIP DPR RI ini mengatakan, pemerintah perlu menghitung beban negara untuk mengubah PLTU dengan tenaga yang lebih ramah lingkungan namun tidak membebani APBN.
“Tapi, itu perlu dikalkulasi dengan cermat untuk mengurangi beban yang ada di Jakarta dengan cara mengubah PLTU dengan yang lebih ramah,” tutupnya.
- Koalisi Perubahan Masih Cair, Ganjar Versus Prabowo Untungkan PDIP dan Istana
- Masalah Klasik, DPR Minta Pemerintah Perbanyak Bangun TPST dan Pengolah Sampah Jadi Bahan Bakar
- Polsek Astana Anyar jadi Target Bom Bunuh Diri, Komisi III DPR Pertanyakan Program Deradikalisasi BNPT